53 gubuk di Indonesia membutuhkan listrik 5,6 GW
ringkasan
Pemerintah menargetkan 53 smelter mineral dapat beroperasi pada 2024. Namun, sistem ini cukup haus daya. Hingga 5,6 gigawatt (GW) listrik diperlukan untuk mengoperasikan smelter nikel, bauksit, tembaga, besi, mangan, timbal dan seng ini. Itu adalah kapasitas sekitar enam pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) besar. Pembangkit listrik besar berbahan bakar batu bara seperti Pembangkit Listrik Batang dapat menghasilkan listrik hingga 1.000 MW. Sugeng Mujiyanto, Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM), mengatakan di Maluku Utara, lokasi beberapa smelter, kebutuhan listrik sekitar 1,5 GW. “Mudah-mudahan PLN bisa menyediakan listrik yang cukup untuk gubuk-gubuk ini,” kata Sugeng, Selasa.
PT PLN berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan listrik dari smelter tersebut dan mendukung program hilirisasi pemerintah. Direktur Bisnis PLN Wilayah Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua, Adi Priyanto, mengumumkan perusahaan listrik milik negara itu memasok listrik ke empat smelter berkapasitas 220 megavolt-ampere (MVA). “Dari total 61 calon pelanggan metalurgi, dibutuhkan listrik 7.184 MVA,” katanya.
About The Author
“Penjelajah. Pembaca. Praktisi perjalanan ekstrem. Gila sosial total.”