Indonesia menawarkan 10 blok migas pada 2023, termasuk di Laut China Selatan
FOTO FILE: Pemandangan Refining Unit IV raksasa minyak negara Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia pada 13 Januari 2016. (Reuters)
JAKARTA: Indonesia berencana menawarkan 10 prospek minyak dan gas tahun ini, termasuk satu blok di Laut China Selatan, di tengah upaya untuk meningkatkan produksi energi dan membuat penemuan baru, kata seorang pejabat senior Kementerian Energi, Senin.
Pada 2022, Indonesia melelang 13 lapangan minyak dan gas dan menunjuk enam kontraktor untuk lapangan tersebut.
Negara ini menargetkan produksi minyak mentah 1 juta barel per hari (bpd) dan produksi gas 12.000 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) pada tahun 2030. Tahun lalu ia kehilangan target produksi minyak dan gasnya karena penundaan proyek dan penutupan yang tidak terduga.
Di antara ladang minyak dan gas yang direncanakan Indonesia untuk ditawarkan tahun ini adalah prospek di Natuna D Alpha, ladang gas raksasa di Laut Cina Selatan, kata pejabat Kementerian Energi Tutuka Ariadji kepada wartawan.
“Mudah-mudahan pada Mei tahun ini kami sudah siap meluncurkan penawaran. Kami juga perlu mengukur minat blok Natuna ini sebelum membukanya untuk penawaran umum,” katanya.
Tahun lalu, Indonesia menyetujui rencana pengembangan ladang gas Natuna senilai $3 miliar di Laut China Selatan.
Tutuka juga berharap megaproyek gas mangkrak seperti Indonesia Deepwater Development (IDD) dan Masela bisa segera dilanjutkan.
Raksasa minyak Cheveron hampir mencapai kesepakatan dengan investor untuk mentransfer sahamnya di IDD, menurut regulator minyak dan gas hulu SKK Migas.
Tutuka pekan lalu enggan membeberkan detail pembahasan porsi IDD.
Sementara itu, perusahaan minyak dan gas milik negara Pertamina masih bernegosiasi dengan Shell untuk kemungkinan mengambil alih kemitraannya di proyek Masela.
About The Author
“Penjelajah. Pembaca. Praktisi perjalanan ekstrem. Gila sosial total.”