“Campur tangan” Jokowi dalam pemilihan presiden Indonesia menimbulkan pertanyaan politik tetapi tidak melanggar hukum
PERNYATAAN JOKOWI DI MASA LALU
Sebelum Jokowi terang-terangan mengaku ikut campur dalam pilkada, para analis berspekulasi karena presiden banyak berkomentar dan mengadakan pertemuan dengan berbagai tokoh politik.
Termasuk pertemuan dengan Ketua PDI-P Megawati Soekarnoputri, Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua DPR RI. Zulkifli Hasan antara lain dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Sejak tahun lalu, dia juga telah membuat pernyataan tentang pilihannya untuk jabatan presiden berikutnya.
November lalu, Jokowi menyebut presiden yang ideal adalah yang beruban. Banyak yang mengartikan itu sebagai tanda Presiden mendukung Pak Pranowo karena Gubernur Jawa Tengah sudah beruban.
Pada kesempatan lain, juga di bulan November, Jokowi mengatakan bahwa tahun 2024 akan menjadi tahunnya Pak Prabowo. Pensiunan jenderal angkatan darat itu dua kali mencalonkan diri sebagai presiden, pada 2014 dan 2019 tapi kalah dua kali melawan Jokowi.
Jokowi juga mengunjungi sawah di Jawa Tengah bersama Pak Pranowo dan Pak Subianto pada bulan Maret, yang oleh sebagian orang dianggap sebagai tanda bahwa dia mendukung mereka.
Presiden sejauh ini tidak memberikan tanda-tanda mendukung Baswedan.
Pada 2 Mei, Jokowi bertemu dengan pimpinan enam partai politik yang saat ini menjabat dan menanyakan apakah mereka sedang menyusun strategi untuk pemilu mendatang.
Namun, Jokowi menepis kekhawatiran tentang intervensi, dengan mengatakan pada 5 Mei bahwa itu hanya diskusi.
“Saya tidak ikut campur. Capres dan cawapres itu soal partai atau koalisi partai, sudah saya sampaikan beberapa kali,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta saat itu.
Namun pada 29 Mei lalu, dalam wawancara dengan beberapa redaktur media lokal, Jokowi mengaku ingin terlibat.
“Campur tangan di dalam negeri, demi kepentingan nasional. Saya memutuskan untuk terlibat dengan cara yang positif. Mengapa saya tidak bisa? Bisakah (saya) tidak berpolitik? Tidak ada konstitusi yang dilanggar. Saya bisa mengintervensi untuk negara ini,” katanya.
About The Author
“Penjelajah. Pembaca. Praktisi perjalanan ekstrem. Gila sosial total.”