China akhirnya menyetujui reformasi kontroversial dari sistem pemilu Hong Kong SEKARANG
China akhirnya memutuskan reformasi radikal dari sistem pemilihan di Hong Kong pada hari Selasa. Jumlah kursi parlemen akan ditingkatkan dari tujuh puluh menjadi sembilan puluh, sementara warga negara hanya akan diizinkan untuk memilih langsung dua puluh anggota parlemen. Sebelumnya ada 35.
Reformasi dipandang sebagai cara untuk lebih menyingkirkan oposisi pro-demokrasi kota. Sebuah perguruan tinggi pemilihan, komite pemilihan, akan segera memutuskan kepada siapa 40 kursi parlemen yang tidak akan dialokasikan melalui pemilihan akan pergi. Perguruan tinggi ini dianggap pro-Beijing dan juga memilih administrator tertinggi kota.
Susunan panitia pemilihan juga direvisi. Sekarang ada 117 politisi lokal Hong Kong di perguruan tinggi pemilihan ini, tetapi kursi mereka akan habis, menurut politisi Tam Yiu-chung. Politisi ini dipilih secara langsung dan sering kali menjadi bagian dari kubu oposisi.
Siapapun yang ingin ikut pemilu juga harus menjalani pemeriksaan. Sebuah komite kemudian memeriksa apakah para kandidat memiliki pandangan politik yang benar. Politisi Tam mengatakan bahwa Departemen Keamanan Negara kepolisian juga terlibat. Ini akan memberikan informasi tentang kandidat.
Reformasi pemilu paling drastis sejak 1997
Komite Tetap Parlemen China telah dengan suara bulat memutuskan untuk menyetujui rencana tersebut. Lalu ada tepuk tangan meriah, politisi Tam mengatakan kepada surat kabar itu Pos pagi cina selatan. Menurut media pemerintah, Presiden Xi Jinping juga telah menyetujui reformasi tersebut.
Menurut surat kabar itu, ini adalah reformasi sistem pemilu yang paling drastis dan kontroversial di kota metropolitan sejak 1997. Inggris menyerahkan Hong Kong kepada Republik Rakyat Komunis tahun itu. Ia berjanji bahwa metropolis akan diberi status otonom selama setengah abad lagi.
About The Author
“Guru Twitter. Kutu buku zombie bersertifikat. Komunikator. Penyelenggara amatir. Pecinta musik. Pengusaha.”