Defisit anggaran Indonesia 2021 lebih kecil dari target, kesenjangan untuk 2022 menyempit
Pemerintah awalnya menyusun anggaran untuk tahun 2021 dengan perkiraan defisit 5,7%.
Tapi itu mengangkat 2.0003,1 triliun rupee ($ 140,43 miliar), yang berada di atas target untuk pertama kalinya dalam 13 tahun dan pertumbuhan tahunan sebesar 21,6%, kata Sri Mulyani.
“Ini adalah rebound dan pemulihan yang sangat kuat,” katanya. “Tahun ini kita masih ada pandemi dan kita dilanda Delta dan Omicron, tapi kita berhasil membukukan pertumbuhan sebesar 21,6%.”
Total pengeluaran pemerintah untuk tahun 2021 adalah Rs 2.786,8 triliun, katanya, mengutip data terbaru yang tidak diaudit.
Pemerintah memperkirakan defisit anggaran sebesar 4,85% untuk tahun 2022. Menurut undang-undang, defisit anggaran Indonesia harus di bawah 3% dari PDB pada 2023.
Handy Yunianto, Analis Pendapatan Tetap Mandiri Sekuritas, mengatakan defisit anggaran tahun ini berpotensi menyempit menjadi 4,1% karena beberapa kenaikan pajak yang diputuskan oleh parlemen pada akhir 2021 diharapkan dapat memenuhi target pendapatan.
Langkah-langkah tersebut antara lain kenaikan tarif PPN, pajak karbon baru pada April dan program amnesti pajak yang akan berjalan pada paruh pertama tahun 2022.
Josua Pardede, Ekonom Bank Permata, mengatakan defisit anggaran bisa berkisar antara 3,75% hingga 4,25% dari PDB pada 2022.
Namun, Sri Mulyani mengatakan akan sulit untuk memprediksi tahun 2022, dengan alasan bahwa dia tidak dapat memprediksi peristiwa tahun lalu seperti penyebaran varian Delta dan booming komoditas.
“Kami berharap hasil yang baik pada tahun 2021 akan memberi kita sedikit bantalan untuk tahun 2022,” kata menteri, seraya mencatat bahwa pemerintah memiliki cadangan kas Rp84,9 triliun dari tahun lalu yang akan ditransfer dan digunakan tahun ini.
($ 1 = 14.264.000 rupiah)
(Laporan oleh Gayatri Suroyo; pelaporan tambahan oleh Fransiska Nangoy dan Bernadette Christina Munthe; penyuntingan oleh Ed Davies dan Sanjeev Miglani)
About The Author
“Penjelajah. Pembaca. Praktisi perjalanan ekstrem. Gila sosial total.”