India menyetujui ekspor beras pecah ke Senegal, Gambia dan india
India telah menyetujui ekspor beras pecah ke Senegal, Gambia dan india atas permintaan ketiga negara tersebut, kata Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri (DGFT). Namun, belum diketahui berapa banyak beras pecah yang bisa diekspor ke negara-negara tersebut.
Dalam nota perdagangan yang dikeluarkan pada Selasa, DGFT mengatakan hanya eksportir yang telah mengirimkan semua jenis beras ke Senegal, Gambia dan Indonesia dalam tiga tahun terakhir yang akan menerima kuota pengiriman untuk mengekspor beras pecah.
Pusat tersebut telah melarang ekspor beras pecah pada 8 September 2022, dan kemudian mengubahnya pada 24 Mei untuk mengizinkan pengiriman ke negara-negara guna memenuhi kebutuhan ketahanan pangan mereka dan “atas permintaan pemerintah mereka”.
ambang minimum
DGFT mengatakan eksportir dapat mengajukan aplikasi online dari Kamis hingga 30 Juni untuk mengirimkan jumlah minimum 8.000 ton melalui laut. “Permohonan hanya dapat diterima jika eksportir mengajukan permohonan untuk jumlah yang berada di atas ambang batas minimum,” katanya. Alokasi tersebut dibuat sebanding dengan rata-rata ekspor beras (semua jenis) ke negara yang bersangkutan dalam tiga tahun sebelum tahun fiskal dimana pasokan dihentikan.
Baca Juga: Ekspor Tepung Minyak India Naik 59% April-Mei
Izin yang dikeluarkan untuk eksportir berlaku hingga 31 Desember dan mereka harus menyerahkan “Certificate of Landing” dalam waktu satu bulan setelah menyelesaikan ekspor kuota beras pecah yang dialokasikan.
Pada awal Februari, sebagai pertimbangan khusus, pusat tersebut menyetujui ekspor 2,5 lakh ton beras pecah ke Senegal dan satu lakh ton beras ke Gambia ketika larangan ekspor diberlakukan. Selain itu, mengizinkan 9.900 ton beras pecah ke Djibouti.
Analis perdagangan mengatakan ekspor beras pecah diizinkan atas permintaan pemerintah ini karena alasan strategis, karena Departemen Luar Negeri terlibat.
Pusat tersebut melarang ekspor beras pecah dan mengenakan tarif 20 persen untuk pengiriman beras putih dan merah setelah produksi beras kharif terpukul oleh kurangnya musim hujan di daerah-daerah utama penghasil beras di timur tahun lalu.
Pada musim kharif, produksi beras diperkirakan mencapai 108,07 juta ton (mt) pada tahun 2022, dibandingkan dengan 111 mt pada tahun 2021. Namun, pada ramalan ketiga Kementerian Pertanian, produksi meningkat menjadi 110 mt.
Produksi beras secara keseluruhan untuk tahun panen saat ini yang berakhir pada 30 Juni mencapai rekor 135,54 ton.
Ini adalah item gratis terakhir Anda.
About The Author
“Penjelajah. Pembaca. Praktisi perjalanan ekstrem. Gila sosial total.”