Indonesia bisa menjadi negara adidaya iklim: Inggris Raya

Jakarta. Diberkahi dengan sumber energi terbarukan yang melimpah, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara adidaya iklim, menurut diplomat Inggris.

“Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat luar biasa, setidaknya enam kali lipat dari total kebutuhan energi saat ini. Untuk itu, Presiden terpilih COP26 Alok Sharma telah mengidentifikasi Indonesia sebagai negara adidaya iklim yang potensial,” kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Sebagai negara adidaya iklim, Indonesia memainkan peran penting dalam perlindungan iklim dilihat dari ukuran, keanggotaannya dalam G20, dan keanggotaannya. presiden mendatang.

“Selain sumber daya alamnya yang luar biasa – hutannya, yang penting bagi jutaan mata pencaharian dan untuk menyerap emisi gas rumah kaca dan bahan bakar fosil,” kata Owen.

Diplomat tersebut memuji kemajuan dan ambisi Indonesia dalam mengurangi emisi, termasuk tujuan Indonesia untuk mengubah sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya menjadi penyerap karbon bersih pada tahun 2030.

Namun, pada saat yang sama, ia berharap Indonesia akan menargetkan emisi nol bersih pada tahun 2050 – satu dekade lebih awal dari sebelumnya tujuan saat ini.

“Kami menyambut keterbukaan Indonesia dalam hal ambisi yang lebih tinggi menuju nol bersih” [by] 2050 dan penghapusan batu bara lebih awal jika ada dukungan yang efisien dari negara maju, ”kata Owen.

“Saya mendorong Indonesia untuk seambisius mungkin di COP. Kita membutuhkan semua negara, termasuk Indonesia, untuk menyelamatkan planet kita,” tambahnya.

COP26 sudah dekat.

KTT iklim dijadwalkan berlangsung di Glasgow dari 31 Oktober hingga 12 November.

Menempatkan batu bara dalam sejarah adalah salah satu prioritas COP26, menurut Amanda McLoughlin, Direktur Pengembangan Kedutaan Besar Inggris di Indonesia.

READ  Jamie Carragher mengirimkan permohonan transfer yang penuh semangat ke Liverpool setelah mengalami cedera parah

“Tidak pernah ada waktu yang lebih baik untuk beralih dari bahan bakar fosil. Alternatifnya lebih murah, lebih efisien dan tersedia lebih luas dari sebelumnya,” kata Amanda pada konferensi yang sama.

Sejak 2010, biaya tenaga surya telah turun 85 persen. Biaya tenaga angin juga turun 49 persen. Investor semakin mengalihkan perhatian mereka ke energi terbarukan daripada bahan bakar fosil.

“Kami melihat semua ini sebagai peluang besar bagi Indonesia yang sekaligus berpotensi menjadi pemimpin dunia di bidang energi terbarukan,” kata Amanda.

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *