Indonesia dan Microsoft Bahas Teknologi AI – Inforial
Inforial (The Jakarta Post)
Jakarta ●
Sabtu, 13 November 2021
Satuan Tugas Operasi (Satgas Ops) Indonesia pada Priority Watch List Management membuka kerja sama dengan Microsoft pada Rabu (10/11/2021) melalui pertemuan di KJRI Los Angeles.
Ajar Edi, Direktur Microsoft Indonesia, juga hadir dalam pertemuan tersebut dan meyakinkan bahwa dirinya siap membantu pemerintah dalam bentuk apapun. Upaya kerjasama sebelumnya juga telah dilakukan dengan Departemen Komunikasi dan Informatika yang juga merupakan anggota Satgas Ops.
“Kami punya program yang disiapkan khusus untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang bisa diakses semua orang, termasuk pegawai kementerian,” kata Ajar.
Sementara itu, Ketua Satgas Anom Wibowo juga menyatakan bersedia membantu Microsoft mengajukan paten. Terungkap, saat ini perseroan memiliki total 326 permohonan paten di Indonesia.
Dede Mia Yusanti, Direktur Paten, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST) dan Rahasia Dagang, juga mengambil kesempatan ini untuk membahas paten dan hak cipta dari perspektif kecerdasan buatan (AI).
Dede juga mempertanyakan bagaimana perlindungan yang diberikan untuk software yang dilindungi paten di Amerika Serikat karena software memiliki hak cipta di Indonesia. Sistem kerja mesin AI dapat mendeteksi apakah produk yang diproduksi adalah paten.
Selain itu, Dede juga meminta saran untuk meningkatkan upaya peningkatan jumlah paten AI di Indonesia. Menurut Steven Spellman Corporate, External, and Legal Affairs (CELA) Microsoft, AI telah menjadi teknologi yang booming sejak 2017, meskipun telah ada setidaknya selama lima dekade.
“AI meledak sekarang hanya karena ada kekuatan komputasi yang besar, data besar dan algoritma yang jauh lebih baik dari sebelumnya,” jelasnya.
Jumlah paten AI telah meningkat secara signifikan di negara-negara seperti Amerika Serikat dan China. Microsoft memperkirakan peningkatan sekitar 30.000 pada tahun 2017. Paten ini mencakup inovasi mesin untuk melihat, berbicara, berbicara, dan mengetahui.
Lebih lanjut Dede mengungkapkan: “Perusahaan seperti Microsoft atau IBM memiliki paten AI paling banyak. Juga, tentu saja, perusahaan China.”
Steven mengatakan kunci inovasi paten di AI adalah fokus pada teknologi baru yang digunakan AI untuk memecahkan masalah. Kesalahan umum yang dilakukan oleh pemohon paten yang gagal adalah lebih fokus pada cara kerja teknologi AI. “Jadi kalau ada masalah bahasa, misalnya paten berbicara tentang inovasi apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalah tersebut,” jelasnya.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Daulat P. Silitonga, Direktur Kerjasama dan Pemberdayaan Kekayaan Intelektual, Nofli, Direktur Merek dan Indikasi Geografis, serta Moh, Kasubdit Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittupidesus) Bareskrim Polri. (Bareskrim) bagian. samsu
Pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan kerja sama yang dapat membantu Indonesia keluar dari status Priority Watch List (PWL) Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR). Status ini dikatakan berpotensi mengurangi investasi asing yang bisa diterima Indonesia karena dicap sebagai negara pembajakan yang merajalela.
About The Author
“Penjelajah. Pembaca. Praktisi perjalanan ekstrem. Gila sosial total.”