Indonesia Didesak Tingkatkan Keamanan Bandara untuk Hindari Gelombang Ketiga: IDI

Semarang, Jawa Tengah (Antara) – Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Yurisprudensi pemerintah Indonesia tentang penguatan keamanan di bandara, sebagai pintu masuk Indonesia dari luar negeri, untuk mencegah risiko gelombang ketiga COVID-19.

“Satgas Covid-19 dan pemerintah harus menjaga pintu masuk ke Indonesia agar tidak terjerumus ke (gelombang ketiga COVID-19),” kata Fakih di Semarang, Sabtu.

Presiden asosiasi meminta perhatian khusus untuk masalah ini, terutama setelah belajar dari contoh sebelumnya perubahan kasus Delta COVID-19 yang datang dari luar negeri.

Para ahli epidemiologi memperkirakan gelombang ketiga atau keempat COVID-19 mengancam Indonesia. Dia mencontohkan, beberapa daerah kini telah meningkatkan tingkat pembatasan aktivitas masyarakat.

Ia juga menyoroti kasus COVID-19 yang ditemukan pada Pekan Olahraga Nasional XX Papua.

Al-Faqih menilai kondisi tersebut mengganggu, dan menghimbau kepada semua pihak untuk mewaspadai dan waspada.

Dia telah mendorong penerapan protokol kesehatan yang lebih ketat secara berkelanjutan dalam berbagai kegiatan publik.

Berita terkait: Kasus COVID-19 meningkat di luar Jawa: IDI

Selain itu, Al-Faqih mendorong percepatan vaksinasi mencapai angka lebih dari 70 persen hingga akhir tahun ini.

Ia menjelaskan, saat ini vaksinasi untuk tenaga kesehatan hampir seluruhnya dilakukan.

Ia juga menilai perlunya pemberian vaksin booster kepada masyarakat luas.

“Untuk saat ini masyarakat masih fokus pada vaksin pertama dan kedua,” ujarnya.

Dia mencatat bahwa setelah 50 hingga 70 persen populasi divaksinasi, vaksin booster dapat diberikan kepada masyarakat umum.

Sebelumnya, pemerintah menargetkan vaksinasi 70 persen dari populasi pada akhir tahun. Namun, sejak akhir September, mereka memasang target baru. Mereka bertujuan untuk memvaksinasi 80 persen dari total populasi untuk mencapai kekebalan kelompok.

READ  Satwick Chirag mundur dari BWF World Tour Finals | berita olahraga

Berita terkait: Hoax adalah masalah yang lebih besar daripada pandemi: IDI

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *