Indonesia menegaskan kembali komitmen untuk memfasilitasi arus data lintas batas di G20

Dengan demikian, kita bisa pulih bersama dan lebih kuat.

Jakarta (Antara) – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny J.

Meluncurkan Laporan Ekonomi Digital 2021 yang dikeluarkan oleh Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD), Blitz mencatat dalam siaran pers pada hari Jumat, “Data digital tidak diragukan lagi sangat penting untuk keberlanjutan ekonomi masyarakat.”

Dia mencatat bahwa “Menyadari potensi besar pertumbuhan ekonomi berbasis data, Indonesia telah mendorong diskusi tentang tata kelola transmisi data di beberapa forum internasional, salah satunya adalah G20.”

Berita terkait: Indonesia akan fokus pada pemulihan ekonomi selama kepresidenan G20

Menurut laporan Global System for Mobile Communications Association (GSMA) 2018, proses pemanfaatan dan digitalisasi arus data telah meningkatkan produktivitas dan memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB Indonesia sebesar $24.5 miliar di sektor retail dan $34.5 miliar di sektor manufaktur.

Sementara itu, studi tahun 2019 oleh konsultan ekonomi yang berbasis di Singapura AlphaBeta memperkirakan bahwa perdagangan digital di Indonesia dapat menghasilkan lebih dari $160,8 miliar pada tahun 2030.

Menurut data Bank Indonesia pada Agustus 2021, nilai transaksi digital meningkat 43,6% year-on-year, senilai $1,73 miliar.

Sektor informasi dan komunikasi merupakan salah satu yang tumbuh paling cepat di Indonesia, mencapai 10,58% y/y pada tahun 2020 dan 7,78% dengan pertumbuhan kumulatif (c-to-c) pada paruh pertama tahun 2021.

Berita terkait: Indonesia daftar pencapaian konservasi air di pertemuan G20

Apalagi, Indonesia telah menetapkan tiga prioritas utama Kelompok Kerja Ekonomi Digital di Forum G20.

Mereka telah memasukkan konektivitas dan pemulihan pasca-COVID-19, keterampilan dan literasi digital, serta aliran data lintas batas dan streaming data yang gratis dan andal.

READ  Kebutuhan mengembangkan talenta digital untuk memenuhi Society 5.0: Menteri

Usulan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia percaya bahwa ekonomi digital mampu mendukung pemulihan global pascapandemi Covid-19.

Selain itu, peran aktif Indonesia dalam masalah tata kelola data ditunjukkan dengan komitmennya untuk berdiskusi lebih lanjut dengan berbagai pemangku kepentingan dalam memungkinkan aliran data lintas batas guna memastikan peningkatan ekonomi berbasis data.

Berita terkait: Indonesia berkomitmen untuk kebaikan global selama kepresidenan G20: Jokowi

Ia mencontohkan, “Indonesia berpartisipasi dalam diskusi Forum G20 tentang Tata Kelola Data dan mengusulkan empat prinsip aliran data lintas batas, yaitu legalitas, keadilan, transparansi, dan timbal balik.”

Indonesia juga mendorong diskusi tentang pengelolaan data dengan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara yang menghasilkan Deklarasi Putrajaya-ASEAN: A Digitally Connected Society pada tahun 2021.

Berita terkait: PMN Ditawarkan untuk Persiapan KTT G20 2022 dan ASEAN 2023

“Deklarasi Putrajaya menjadi acuan bagi negara-negara anggota ASEAN untuk mencapai prinsip-prinsip yang transparan dan terpercaya dalam menciptakan ekosistem digital yang bertanggung jawab,” kata Blit.

Selain itu, Indonesia terus mengembangkan berbagai kebijakan serta mempersiapkan masyarakat terkait masalah data dengan melakukan pelatihan digital dan memastikan konektivitas digital.

Berita terkait: Implementasi protokol kesehatan optimal selama PON Papua: Satgas

BERITA TERKAIT: Staf memastikan protokol kesehatan dipatuhi di PON Papua

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *