Indonesia meraih hasil Paralympic Games terbaik sepanjang sejarah
Jakarta. Skuad Indonesia meraih sembilan medali dalam penampilan terbaik mereka hingga saat ini dalam sejarah Olimpiade, termasuk dua medali emas di Paralimpiade Tokyo.
Pebulu tangkis Leani Ratri Oktila memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan Indonesia dengan menyumbangkan dua medali emas – pertama di ganda putri SL3-SU5 bermitra dengan Khalimatus Sadiyah dan kedua di ganda campuran SL3-SU5 bekerja sama dengan Hary Susanto.
Leani (30) juga meraih perak di nomor SL4 perorangan putri, begitu pula Dheva Anrimusthi di nomor SU5 perorangan putra.
Medali perak ketiga Indonesia diraih atlet angkat besi Ni Nengah Widiasih di kategori 41 kg.
Kontingen Indonesia memperoleh enam medali bulutangkis, dengan Freddy Setiawan dan Suryo Nugroho meraih perunggu di tunggal putra SL4 dan CU5.
Saptoyoga Purnomo kembali mempersembahkan dua medali perunggu di nomor sprint 100m T37 dan David Jacobs di nomor tunggal putra tenis meja TT10.
Keberhasilan ini melampaui prestasi terbaik Indonesia sebelumnya di Toronto pada tahun 1976 ketika meraih dua emas, satu perak, dan tiga perunggu pada debut Paralimpiadenya.
Ketika Tokyo Games berakhir pada hari Minggu, Indonesia berada di urutan ke-43, lompatan besar dari posisi 76 pada Paralimpiade sebelumnya di Rio.
Sebelum Tokyo, Indonesia meraih medali emas Paralimpiade untuk terakhir kalinya di Arnhem pada 1980.
“Berita ini fantastis dan kami semua sangat bangga. Kita tidak hanya meraih satu, tapi dua medali emas Paralimpiade setelah penantian 41 tahun,” kata Presiden Jokowi Widodo dalam keterangannya sembari mengucapkan selamat kepada para atlet Paralimpiade Indonesia.
About The Author
“Penjelajah. Pembaca. Praktisi perjalanan ekstrem. Gila sosial total.”