Indonesia selidiki dugaan pelanggaran perlindungan data di aplikasi Covid-19
JAKARTA: Indonesia sedang menyelidiki kerentanan yang dicurigai dalam aplikasi uji dan lacak Covid-19 yang telah mengungkapkan data pribadi dan status kesehatan 1,3 juta orang, kata seorang pejabat kementerian kesehatan, Selasa.
Peneliti penyedia enkripsi vpnMentor mengatakan informasi pribadi dapat diakses di aplikasi Indonesia Health Alert Card (eHAC), yang sering dibutuhkan oleh para pelancong, “karena kurangnya protokol yang diperkenalkan oleh pengembang aplikasi”.
Anas Ma’ruf, seorang pejabat kementerian kesehatan yang memantau data, mengatakan pemerintah sedang menyelidiki potensi pelanggaran tetapi mengatakan potensi cacat itu ada di versi aplikasi sebelumnya yang belum digunakan sejak Juli.
“eHAC versi lama berbeda dengan sistem eHAC yang merupakan bagian dari aplikasi baru,” katanya. “Kami sedang menyelidiki dugaan pelanggaran ini.”
Sistem eHAC kini menjadi bagian dari aplikasi Peduli Lindungi (Care Protect) yang disponsori pemerintah untuk berbagai tujuan pelacakan, termasuk masuk ke pusat perbelanjaan.
Anas mendesak orang-orang untuk menghapus aplikasi lama, dengan mengatakan pelanggaran itu bisa datang dari mitra tanpa merincinya. Dia mengatakan sistem eHAC saat ini sekarang dikelola oleh pemerintah dan keamanannya “terjamin”.
Peneliti VpnMentor mengatakan bug tersebut dapat membuat orang terkena phishing atau peretasan, dan mencegah orang menggunakan aplikasi pelacakan Covid-19.
Para ahli mengatakan pelanggaran data semacam itu menunjukkan infrastruktur keamanan siber Indonesia yang lemah. Pada bulan Mei, pihak berwenang membuka penyelidikan atas dugaan pelanggaran catatan jaminan sosial oleh perusahaan asuransi negara negara itu.
Peneliti penyedia enkripsi vpnMentor mengatakan informasi pribadi dapat diakses di aplikasi Indonesia Health Alert Card (eHAC), yang sering dibutuhkan oleh para pelancong, “karena kurangnya protokol yang diperkenalkan oleh pengembang aplikasi”.
Anas Ma’ruf, seorang pejabat kementerian kesehatan yang memantau data, mengatakan pemerintah sedang menyelidiki potensi pelanggaran tetapi mengatakan potensi cacat itu ada di versi aplikasi sebelumnya yang belum digunakan sejak Juli.
“eHAC versi lama berbeda dengan sistem eHAC yang merupakan bagian dari aplikasi baru,” katanya. “Kami sedang menyelidiki dugaan pelanggaran ini.”
Sistem eHAC kini menjadi bagian dari aplikasi Peduli Lindungi (Care Protect) yang disponsori pemerintah untuk berbagai tujuan pelacakan, termasuk masuk ke pusat perbelanjaan.
Anas mendesak orang-orang untuk menghapus aplikasi lama, dengan mengatakan pelanggaran itu bisa datang dari mitra tanpa merincinya. Dia mengatakan sistem eHAC saat ini sekarang dikelola oleh pemerintah dan keamanannya “terjamin”.
Peneliti VpnMentor mengatakan bug tersebut dapat membuat orang terkena phishing atau peretasan, dan mencegah orang menggunakan aplikasi pelacakan Covid-19.
Para ahli mengatakan pelanggaran data semacam itu menunjukkan infrastruktur keamanan siber Indonesia yang lemah. Pada bulan Mei, pihak berwenang membuka penyelidikan atas dugaan pelanggaran catatan jaminan sosial oleh perusahaan asuransi negara negara itu.
About The Author
“Penjelajah. Pembaca. Praktisi perjalanan ekstrem. Gila sosial total.”