LADI 24 menyelesaikan masalah luar biasa dengan Badan Anti-Doping Dunia
TEMPO.CODan Jakarta – Indonesia anti-Steroid LADI mengklaim dalam konferensi pers virtual pada hari Selasa bahwa mereka telah menyelesaikan 24 masalah luar biasa yang diyakini menjadi alasan di balik sanksi yang dijatuhkan oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA) terhadap Indonesia.
Deputi LADI Reza Maulana menjelaskan bahwa 24 isu yang beredar sebagian besar merupakan permasalahan administrasi.
Maulana mengatakan pada konferensi pada 26 Oktober, “Kami telah menjalankan tugas administrasi kami meskipun ada beberapa aspek yang harus dipenuhi seperti pengesahan nota kesepahaman dengan seluruh kategori olahraga.” orang antar tersebut.
Penandatanganan Nota Kesepahaman merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dipenuhi LADI sebagai lembaga yang diberi mandat untuk mengawasi setiap kegiatan olahraga, dan merupakan persyaratan untuk mendapatkan status kepatuhan dari Badan Anti-Doping Dunia.
Salah satu kesalahan yang paling parah, menurut Reza, adalah tidak adanya kesepakatan tertulis dengan badan olahraga besar tersebut yang menurutnya menghalangi WADA untuk memantau kinerja LADI. Dia juga mengungkapkan bahwa Badan Anti-Doping Indonesia masih perlu memperbarui kemitraannya dengan laboratorium kontrol doping di Qatar.
Namun, LADI tidak bisa memulai penandatanganan karena menunggak sejak 2017. “Ini yang coba diselesaikan pemerintah dengan tergesa-gesa. Seharusnya diselidiki dulu, atau diaudit sebelum diajukan. Tapi situasinya mendesak saat itu, dan itu sebabnya Alasan diajukan sebelum audit.”
Indonesia saat ini bekerja sama dengan Anti-Steroid Sebuah lembaga yang bertindak sebagai pengawas dan perlu melakukan tes doping untuk memenuhi persyaratan sampel tes minimum yang ditetapkan oleh Badan Anti-Doping Dunia.
sedang membaca: Bagaimana pemberitahuan anti-doping WADA dapat memengaruhi balap MotoGp dan WSBK di Mandalika
diantara
About The Author
“Pencipta yang ramah. Ahli makanan. Ninja budaya pop. Penganjur alkohol yang bangga. Penjelajah yang sangat rendah hati. Fanatik daging.”