Pelabuhan peti kemas akan dibangun di Indonesia
Indonesia akan membangun pelabuhan peti kemas baru di Kawasan Perdagangan Bebas Batam dan Pelabuhan Bebas di Tanjung Pinggir, Kecamatan Sekupang.
Pengumuman itu disampaikan Menteri Kelautan dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
“Kami akan membangun green and smart port,” kata Menteri Luhut Binsar Pandjaitan saat berkunjung ke lokasi usulan pelabuhan di Batam.
Desain pelabuhan baru akan didasarkan pada operasi hijau yang ramah lingkungan, khususnya melindungi danau dan hutan bakau di sekitarnya.
Luas pengembangannya mencapai 94 hektar tetapi akan ditingkatkan menjadi sekitar 330 hektar melalui reklamasi. Menteri juga menyatakan bahwa pelabuhan ini akan lebih besar dari Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.
Pembangunan pelabuhan sebelumnya sempat terhenti akibat pandemi COVID-19. Selain itu, biaya pembangunan pelabuhan di Indonesia relatif tinggi, dengan biaya logistik mencapai 23 persen.
“Kami sepakat bahwa kami akan menekan biaya hingga 17 persen pada 2040,” lanjutnya.
Digitalisasi akan berperan besar dalam infrastruktur pelabuhan, melalui pemanfaatan Ekosistem Logistik Nasional yang diluncurkan di Batam pada Maret 2020.
“Kami [the government] bertindak sebagai pengatur, menciptakan kerangka waktu dan studi. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan swasta akan mengundang investor asing,” tutup Menkeu.
Dalam berita terbaru lainnya, Otoritas Investasi Indonesia (INA) sebelumnya telah menandatangani perjanjian aliansi strategis dengan DP Dunia ke meningkatkan sektor maritim dan pelabuhan di Indonesia dengan menginvestasikan $7,5 miliar untuk fasilitas pelabuhannya.
Sesuai kesepakatan, DP World akan membawa teknologi kelas dunia dan praktik terbaiknya untuk mengembangkan terminal dan aset pelabuhan baru, memungkinkan efisiensi pengiriman yang lebih besar dan meningkatkan konektivitas antar pulau dan internasional.
About The Author
“Penjelajah. Pembaca. Praktisi perjalanan ekstrem. Gila sosial total.”