Persentase Pengembalian Gelang Coldplay di Negara-negara Tertentu, Indonesia di Bawah Rata-rata
Promotor konser Coldplay, Image Dynamics, baru-baru ini mengumumkan persentase pengembalian gelang Coldplay setelah konser di Jakarta. Berbeda dengan rumor sebelumnya yang menyebutkan hanya 52 persen, persentase gelang Coldplay yang kembali di Indonesia ternyata mencapai 77 persen.
Meskipun angka ini lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya, namun tetap berada di bawah rata-rata tingkat pengembalian gelang Coldplay yang mencapai 86 persen. Daftar negara dengan persentase pengembalian gelang Coldplay tertinggi selama tur “Music of The Spheres” juga telah diumumkan. Tokyo, Jepang menduduki peringkat pertama dengan persentase pengembalian sebesar 97 persen.
Sementara itu, Kopenhagen, Denmark berada di peringkat kedua dengan persentase pengembalian sebesar 96 persen, diikuti oleh Buenos Aires, Argentina dengan 94 persen, Kaohsiung, Taiwan dengan 93 persen, dan Jakarta, Indonesia dengan 77 persen.
Jepang dinyatakan sebagai negara dengan pengembalian gelang Coldplay paling tinggi di seluruh dunia. Dalam hal ini, Indonesia berada di posisi yang cukup baik, meskipun masih perlu meningkatkan persentasenya.
Pada bulan September 2022, Peru mencatat persentase pengembalian gelang Coldplay paling rendah di Amerika Latin, yaitu sebesar 82 persen. Sebaliknya, Argentina, Cile, dan Kolombia menempati posisi teratas dalam hal persentase pengembalian gelang Coldplay.
Untuk diketahui, gelang Coldplay yang dikenakan oleh penonton konser merupakan gelang putih bercahaya yang terbuat dari bahan daur ulang. Gelang ini dapat berubah warna mengikuti irama lagu selama konser dan merupakan teknologi yang telah digunakan oleh banyak musisi di seluruh dunia.
Dengan persentase pengembalian gelang Coldplay yang cukup tinggi di Indonesia, diharapkan keberadaan gelang ini tetap menjadi salah satu daya tarik konser Coldplay di masa mendatang.
About The Author
“Pencipta yang ramah. Ahli makanan. Ninja budaya pop. Penganjur alkohol yang bangga. Penjelajah yang sangat rendah hati. Fanatik daging.”