Perusahaan Indonesia sedang bernegosiasi dengan China untuk meningkatkan kepemilikan mereka dalam proyek kereta api
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia yang terlibat dalam pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (HSR) dilaporkan dalam negosiasi dengan Beijing untuk meningkatkan sahamnya dalam proyek tersebut.
Langkah terbaru datang karena biaya proyek diperkirakan meningkat sebesar 20%, Reuters melaporkan.
Proyek HSR sepanjang 142,3 km menghubungkan ibukota Indonesia Jakarta dengan pusat tekstil Bandung.
Proyek ini awalnya bernilai US$4,57 miliar ketika diberikan pada tahun 2015 kepada KCIC, perusahaan patungan (JV) antara perusahaan milik negara China dan Indonesia.
China Railway Construction (CRCC) telah membentuk JV dengan konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia untuk proyek tersebut.
Perusahaan konstruksi Wijaya Karya memimpin BUMN dalam mengembangkan proyek kereta api berkecepatan tinggi dan memegang saham terbesar di 60 persen sahamnya dengan perusahaan Indonesia lainnya di KCIC.
Sisa saham dimiliki oleh China Railway Engineering Corporation dan perusahaan China lainnya.
Perusahaan Indonesia lainnya dalam konsorsium termasuk operator kereta api Kereta Api Indonesia, pembangun jalan tol Jasa Marga dan perusahaan perkebunan Perkebunan Nusantara VIII.
Outlet berita mengutip Direktur Presiden Wijaya Karya Agung Budi Waskito mengatakan bahwa biaya proyek diharapkan meningkat sebesar 20% untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi, yang diharapkan berlangsung antara akhir tahun depan dan awal 2023.
Waskito menambahkan, “Kami berharap Indonesia mendapat porsi lebih kecil dari sekarang sehingga pemerintah (China) bisa menanggung cost overrun.”
Sekretaris Perusahaan KCIC Mirza Soraya mengatakan pengeluaran tak terduga ini terutama karena pembebasan lahan dan penanganan utilitas seperti air atau listrik.
About The Author
“Penjelajah. Pembaca. Praktisi perjalanan ekstrem. Gila sosial total.”