Sebuah studi pada tikus mengungkapkan kemungkinan hubungan antara mengorek hidung dan penyakit Alzheimer

Sebuah studi pada tikus mengungkapkan kemungkinan hubungan antara mengorek hidung dan penyakit Alzheimer

Dalam sebuah studi baru-baru ini, para peneliti di University of Chicago menemukan kemungkinan hubungan antara mengorek hidung dan perkembangan penyakit Alzheimer. Banyak orang biasanya terlibat dalam mengupil, tetapi hanya sedikit yang menyadari potensi risiko yang terkait dengannya.

Penemuan tak terduga ini memicu minat dan menimbulkan kekhawatiran tentang dampak jangka panjang dari kebiasaan yang tampaknya tidak berbahaya bagi kesehatan kita.


pembelajaran

Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Chicago, melibatkan tikus yang direkayasa secara genetik yang menunjukkan gejala seperti Alzheimer. Para peneliti mengamati perilaku tikus dan menemukan bahwa mereka yang memiliki gejala mirip Alzheimer menunjukkan frekuensi perilaku mengupil yang lebih tinggi daripada rekan mereka yang sehat.

Para peneliti juga menemukan bahwa tikus dengan gejala mirip Alzheimer mengalami kerusakan yang lebih besar di hippocampus, area otak yang penting untuk daya ingat dan pembelajaran. Kerusakan tersebut diduga terkait dengan peradangan, yang dapat menyebabkan sel-sel otak mati.


Kemungkinan hubungan antara mengorek hidung dan penyakit Alzheimer

Menurut para peneliti, risiko penyakit Alzheimer kemungkinan akan meningkat akibat peradangan akibat mengorek hidung. (Robina Wermeijer/Unsplash)

Sementara hasil studi mungkin tampak mengejutkan, ada penjelasan yang masuk akal untuk kemungkinan hubungan antara mengorek hidung dan penyakit Alzheimer. Kebiasaan menggigit hidung dapat menyebabkan luka kecil pada saluran hidung, yang dapat menyebabkan peradangan. Peradangan di tubuh, termasuk otak, telah dikaitkan dengan perkembangan penyakit Alzheimer.

Para peneliti percaya bahwa peradangan yang disebabkan oleh mengupil dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit Alzheimer. Sementara temuan penelitian ini masih awal, mereka menyarankan bahwa kebiasaan yang tampaknya tidak berbahaya mungkin berdampak lebih besar pada kesehatan kita daripada yang diperkirakan sebelumnya.


Apa artinya ini untuk kita?

Temuan studi mungkin mendorong beberapa orang untuk mengubah kebiasaan mereka, tetapi penting untuk dicatat bahwa diperlukan lebih banyak penelitian sebelum kesimpulan pasti dapat ditarik. Studi ini dilakukan pada tikus, dan tidak jelas apakah kaitan yang sama akan ditemukan pada manusia.

READ  Para ilmuwan telah menemukan sisa-sisa kehidupan purba dalam batu safir berusia 2,5 miliar tahun
Penemuan kemungkinan hubungan antara mengupil dan penyakit Alzheimer sangat mengejutkan. (Rad Cyrus/Unsplash)

Namun, hasil penelitian menggarisbawahi pentingnya menjaga kesehatan kita secara keseluruhan. Kebiasaan seperti mencabut hidung mungkin tampak tidak berbahaya, tetapi dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan.

Dengan merawat tubuh dan pikiran kita, kita mungkin dapat mengurangi risiko terkena penyakit seperti Alzheimer. Selain itu, pengobatan baru untuk penyakit Alzheimer sedang dalam pengembangan.


Hubungan yang mungkin antara mengupil dan penyakit Alzheimer adalah penemuan tak terduga yang menggarisbawahi pentingnya memahami dampak kebiasaan kita terhadap kesehatan kita. Meski hasil penelitian ini masih awal, mereka menyatakan bahwa peradangan akibat menghisap hidung dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.

Dengan menjaga kesehatan kita secara keseluruhan, kita mungkin dapat mengurangi risiko tertular penyakit yang menghancurkan ini. Penting untuk dicatat bahwa diperlukan lebih banyak penelitian sebelum kesimpulan pasti dapat ditarik, dan individu harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan mereka sebelum membuat perubahan apa pun pada kebiasaan atau gaya hidup mereka.

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *