Tanzania: Kunci Pembangunan Infrastruktur untuk Pengurangan Risiko Bencana
MENINGKATKAN kesadaran risiko dan pengurangan bencana penting untuk menyelamatkan orang dan komunitas dari potensi hilangnya nyawa dan pergolakan sosial dan ekonomi yang besar.
Bencana yang tiba-tiba di muka bumi berdampak luas, termasuk menyebabkan jutaan orang mengungsi setiap tahun.
Banyak bencana yang diperburuk oleh perubahan iklim, berdampak negatif pada investasi dalam pembangunan berkelanjutan dan hasil yang diinginkan.
Untuk mempromosikan budaya global kesadaran risiko dan pengurangan bencana, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan 13 Oktober sebagai hari bagi orang-orang dan komunitas di seluruh dunia untuk mengurangi risiko bencana.
Untuk membangun masa depan yang tangguh, sangat penting bahwa semua rencana pembangunan dan investasi disaring untuk menghadapi bencana, dan risiko iklim serta mengintegrasikan langkah-langkah ketahanan yang sesuai jika ada risiko.
Investasi di bidang infrastruktur akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan perkotaan dan pembangunan ekonomi. Melalui perencanaan sensitif risiko dan investasi dalam infrastruktur tahan bencana, masyarakat dapat mengamankan investasi utama ini.
Strategi nasional untuk pengurangan risiko bencana harus multi-sektoral, menghubungkan kebijakan di berbagai bidang, termasuk tata guna lahan, aturan bangunan, kesehatan masyarakat, pendidikan, pertanian, perlindungan lingkungan, energi, sumber daya air, pengurangan kemiskinan dan adaptasi perubahan iklim.
Tanzania saat ini berinvestasi besar-besaran dalam pembangunan infrastruktur di seluruh negeri dengan tujuan mengurangi kerentanan sosial ekonomi terhadap bencana, serta menangani lingkungan dan bahaya lain yang memicunya.
Untuk meningkatkan pergerakan masyarakat dari satu tempat ke tempat lain dan akses ke berbagai layanan sosial, pemerintah telah melakukan investasi besar-besaran pada infrastruktur jalan raya, pelabuhan, rel kereta api dan bandara.
Ketika bahaya lingkungan yang ekstrim melanda, infrastruktur dapat menjadi faktor penentu apakah situasi tersebut menjadi bencana atau tidak.
Jalan, misalnya, dapat menyediakan akses untuk segera memasok bantuan bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak, tetapi jika jalan rusak, seluruh wilayah dapat terputus dari dukungan.
Langkah berani pemerintah telah mengatasi pengucilan sosial dengan mengurangi kemiskinan mobilitas, keterjangkauan transportasi, kemiskinan aksesibilitas dan paparan eksternalitas transportasi.
Infrastruktur yang memadai dan dibangun dengan baik, seperti jaringan listrik dan transportasi yang berkualitas tinggi, dapat membatasi dampak yang dapat ditimbulkan oleh bencana alam, baik dalam hal hilangnya nyawa maupun kerusakan ekonomi.
Manfaat langsung dan tidak langsung dari berinvestasi dalam tindakan pencegahan dan kesiapsiagaan jauh lebih besar daripada biaya potensial yang akan timbul tanpanya.
Oleh karena itu, pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur kritis yang tepat di negara ini merupakan komponen inti dari pengurangan risiko bencana.
About The Author
“Penjelajah. Pembaca. Praktisi perjalanan ekstrem. Gila sosial total.”