Universitas Brawijaya menyelenggarakan Pameran Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia

Malang, i Jawa (Antara) – Universitas Brawijaya Jawa Timur Malang menjadi tuan rumah pameran Mahasiswa Kewirausahaan Indonesia (KMI) tahun ini, dengan 127 universitas terpilih di seluruh Indonesia berpartisipasi dalam acara tersebut.

Acara online dan offline tiga hari yang mengangkat tema “Kolaborasi dan Sinergi”, dimulai di kampus pada hari Rabu.

Menurut Ketua Panitia, Analis Wisnu Wardhana, KMI Fair ke-12 merupakan acara tahunan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Ia mengatakan, Kementerian telah menugaskan Universitas Brawija untuk menjadi tuan rumah acara yang memungkinkan mahasiswa kewirausahaan di seluruh negeri untuk berinteraksi, berinovasi dan berkolaborasi satu sama lain.

Wardhana mencatat, karena situasi pandemi COVID-19, baik peserta maupun pengunjung wajib mematuhi protokol kesehatan ketat yang ditetapkan pemerintah.

Bagi yang berhalangan hadir di lokasi pameran disarankan untuk mengikuti acara yang menampilkan berbagai program, antara lain Bazaar Produk, KMI Award, dan Startup Contest, melalui UBTV.

Diungkapkannya, dalam acara yang resmi akan berakhir pada Jumat (19 November), peserta dan pengunjung dapat mengikuti kuliah umum dan talkshow tentang kewirausahaan.

Menurut Antara, pemerintah Indonesia sangat menyadari peran penting usaha kecil, menengah dan mikro dalam membangun perekonomian negara.

KMI Expo merupakan bagian dari upaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk mendorong mahasiswa mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya dalam berwirausaha.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Papinas), Suharso Munwarva, menyatakan UMKM berkontribusi 57 persen terhadap PDB Indonesia.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan Mei tahun ini, dia mencatat sekitar 99 persen perusahaan di Indonesia didominasi oleh UMKM, yang menyerap 97 persen dari total tenaga kerja.

Sementara itu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masdoki menyampaikan keinginannya agar koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah menjadi motor penggerak pemulihan perekonomian nasional.

READ  Argumen Indonesia atas sengketa nikel WTO didasarkan pada kesetaraan

Untuk itu, usaha mikro, kecil, dan menengah harus bekerja sama dengan usaha besar. Berdasarkan survei, dia menunjukkan bahwa 93 persen usaha mikro, kecil dan menengah Indonesia tidak bekerja sama dengan perusahaan besar, katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Juli 2021.

Berita Terkait: Unibraw Kembangkan Sistem Sertifikasi Halal Digital untuk UMKM
Berita terkait: Meningkatnya minat mahasiswa untuk berwirausaha: pemerintah
Berita terkait: BPPT mendukung startup teknologi dan wirausahawan sosial

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *