Xi Jinping & Putin Tanggapi Ketegangan AS-Iran di Ambang Perang di Timur Tengah – Manadopedia
China dan Rusia Mengekspresikan Kekhawatiran atas Konflik di Timur Tengah Setelah Serangan Terhadap Pangkalan Militer AS di Yordania
Dalam perkembangan terbaru, China dan Rusia mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap meningkatnya konflik di Timur Tengah setelah serangan yang terjadi di pangkalan militer Amerika Serikat di Yordania. Serangan ini telah menimbulkan ketegangan antara berbagai pihak yang terlibat di wilayah tersebut.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menuduh Iran bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, Iran membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan tersebut. Kedua negara, China dan Rusia, meminta semua pihak untuk tetap tenang dan menghindari eskalasi konflik di kawasan tersebut.
China, sebagai salah satu negara besar dengan kepentingan strategis di Timur Tengah, mendesak penurunan ketegangan dan mengambil langkah-langkah untuk meredakan konflik di wilayah tersebut. Mereka menekankan pentingnya dialog dan diplomasi dalam menyelesaikan perselisihan yang terjadi.
Rusia juga mendesak penurunan ketegangan di Timur Tengah dan menyambut baik upaya-upaya untuk meredakan konflik. Mereka mengecam serangan tersebut sebagai tindakan yang menyebabkan ketegangan lebih lanjut di wilayah yang sudah tercemar oleh perang.
Serangan drone ke pangkalan militer Amerika Serikat di Tower 22 di Yordania dianggap sebagai “hari berat” bagi AS. Ini merupakan serangan pertama yang menewaskan anggota militer AS sejak perang Israel-Hamas dimulai. Iran menolak tuduhan AS dan Inggris terkait serangan tersebut.
Dalam pernyataannya, Hamas menyatakan bahwa serangan di Yordania adalah “pesan kepada pemerintah Amerika” dan mengancam terjadinya ledakan regional sebagai akibat dari terus berlanjutnya agresi Amerika-Zionis di Gaza.
Situasi ini semakin kompleks dan membutuhkan upaya kolaboratif dari berbagai pihak untuk mencapai stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah. Diharapkan bahwa negara-negara dan aktor-aktor regional yang terlibat dapat bekerja sama dalam menyelesaikan konflik ini dengan dialog dan diplomasi.
About The Author
“Penjelajah. Pembaca. Praktisi perjalanan ekstrem. Gila sosial total.”